Pemerintah telah mengeluarkan
4 paket kebijakan untuk mengatasi lemahnya nilai rupiah, 4 paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut bukan merupakan langkah teknis tetapi lebih cenderung untuk tujuan jangka panjang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 89 poin selepas pengumuman neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit tinggi. Pelaku pasar langsung melepas
saham. Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 1,791 poin (0,04%) ke level 4.193,338. Indeks sempat bergerak fluktuatif dan dalam rentang yang tidak terlalu lebar.
Investor masih lakukan aksi tunggu jelang pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS). Aksi beli selektif pun hanya sesekali saja terjadi. Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (2/9/2013), IHSG anjlok 89,362 poin (2,13%) ke level 4.105,727. Sementara Indeks LQ45 terjun 19,518 poin (2,78%) ke level 681,548.
Neraca perdagangan pada bulan Juli 2013 masih tercatat defisit sebesar US$ 2,31 miliar. Angka ini jauh lebih tinggi dari defisit di Juni sebesar US$ 846,6 juta. Dengan demikian secara kumulatif, yaitu Januari-Juli, defisit sebesar US$ 5,65 miliar.
Neraca perdagangan yang masih defisit cukup tinggi itu membuat kekhawatiran tersendiri di pelaku pasar. Semakin tingginya impor bisa kembali menghajar nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Melemahnya rupiah bisa berarti hengkangnya investor asing dari lantai bursa. Aksi jual pun marak terjadi, membuat indeks yang awalnya bergerak datar langsung ambruk ke teritori negatif.
Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun kompak melemah, dipimpin oleh saham-saham lapis dua. Rata-rata koreksi indeks sektoral mencapai lebih dari dua persen. Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 103.257 kali pada volume 2,511 miliar lembar saham senilai Rp 2,836 triliun. Sebanyak 51 saham naik, sisanya 180 saham turun, dan 77 saham stagnan.
Rata-rata bursa regional masih bertahan di zona hijau hingga siang hari ini dengan poin yang dicetaknya cukup tinggi. Bursa saham China masih menemani bursa domestik di zona merah.
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
- Indeks Komposit Shanghai turun 2,64 poin (0,13%) ke level 2.095,74.
- Indeks Hang Seng melonjak 400,84 poin (1,84%) ke level 22.132,21.
- Indeks Nikkei 225 menanjak 194,78 poin (1,45%) ke level 13.583,64.
- Indeks Straits Times naik 19,11 poin (0,63%) ke level 3.048,05.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Bukit Asam (PTBA) naik Rp 350 ke Rp 12.450, Tower Bersama (TBIG) naik Rp 300 ke Rp 5.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 200 ke Rp 38.150, dan Surya Citra Media (SCMA) naik Rp 75 ke Rp 2.575.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 1.000 ke Rp 18.700, Matahari (LPPF) turun Rp 900 ke Rp 11.550, Unilever (UNVR) turun Rp 800 ke Rp 30.400, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 750 ke Rp 31.300.
sumber:financedetik
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Indeks Harga Saham Gabungan jatuh 89 Poin"
Post a Comment
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini. No Sara, No Racism