Bitcoin adalah mata uang yang tidak diatur dinegara mana pun.
Bitcoin adalah mata uang digital yang bisa dikirim melalui internet. Dibanding dengan uang konvesional
bitcoin memiliki beberapa kelebihan.
Bitcoin dapat dikirim kemana saja lewat internet tanpa melalui bank atau lembaga kliring. Ini berarti dengan menggunakan
bitcoin transaksinya sangat murah.
Bitcoin dapat digunakan di negara mana saja. Rekening bitcoin tidak dapat dibekukan, transaksi bitcoin tanpa syarat dan tidak ada batasan transfer. Mata uang digital bitcoin mulai merebak di dunia. Orang Indonesia ada yang menjadi “penambang”. Bank Indonesia belum bersikap. Baru-baru ini TRILIUNER asal Inggris, Richard Branson, memang tidak hanya terkenal pintar mencari duit, tapi juga menciptakan publisitas. Ia menjadi orang paling cepat menyeberangi Samudra Atlantik dengan perahu layar. Ia mencoba keliling dunia dengan balon udara. Ia menggunakan rok dan seragam pramugari untuk melayani penumpang AirAsia X, maskapai yang sebagian sahamnya ia miliki.
Beberapa pekan silam, ia kembali muncul di media karena perusahaan wisata antariksa miliknya, yang mulai beroperasi komersial tahun depan, Virgin Galactic, menerima pembayaran dengan mata uang digital bitcoin dari para penumpangnya.
“Salah satu calon astronaut kami, seorang pramugari dari Hawaii, sudah membeli tiket Virgin Galactic dengan bitcoin,” ungkap Branson. “Kami perkirakan nantinya akan banyak yang menggunakannya.” Bitcoin memang belum begitu banyak dikenal meski mulai merebak sehingga Branson pun melirik. Diperkirakan sekitar 1.000 toko fisik tidak berjualan di Internet sudah menerima pembayaran dengan mata uang ini.
Sedangkan toko di Internet, sudah sekitar 20 ribu yang menerima pembayaran ini. Bitcoin bisa dibilang seperti mata uang emas. Yang membedakan, para penambang bitcoin tidak mencarinya di sungai-sungai atau menggali bumi seperti yang dilakukan PT Freeport Indonesia. Para penambang bitcoin itu orang yang gemar ngoprek-ngoprek komputer. Untuk mendapatkan bitcoin, mereka mesti menggunakan komputer mahal untuk menyelesaikan sejumlah soal matematika. Soal yang disajikan ini sangat sulit, tapi gampang dicek benar atau tidaknya. Persis seperti mencari emas, butuh waktu lama dan faktor untung-untungan untuk mendapatkan bitcoin.
Komputer yang berhasil menyelesaikan soal matematika akan mendapat hak bitcoin yang mereka tambang. Tersedia 21 juta soal, yang semakin lama semakin sulit dipecahkan penambang bitcoin. Para penambang pun semakin bersaing keras. Komputer yang digunakan semakin canggih dan mahal. Para penambang Indonesia pun keteteran. “Kebutuhan biaya operasional sudah tidak kuat untuk kantong orang Indonesia,” Untuk mengurangi risiko, banyak penambang lebih suka bekerja sama dengan penambang lain. Jika mendapatkan emas memang tidak sebanyak menambang sendiri, tapi dibagi rata, biasanya sesuai sumbangan penyelesaian matematikanya. Keuntungannya, pendapatannya lebih tetap.
Saat pertama diperkenalkan pada 2009-2010, komputer kecil mungkin masih bisa. Tapi, sekarang membutuhkan komputer besar dengan harga belasan juta rupiah untuk bisa mendapatkan bitcoin. Persaingan ini keras karena tren nilai bitcoin terus menguat dibanding mata uang tradisional, seperti dolar, euro, apalagi rupiah. “Dua tahun lalu, 1 bitcoin hanya dihargai kurang dari US$ 10,” kata Branson. “Awal pekan ini, nilai 1 bitcoin tembus US$ 900.” Awal tahun ini harganya memang masih di kisaran beberapa dolar untuk satu bitcoin. Tapi, pada April, harganya sudah menembus US$ 200 per 1 bitcoin dan beberapa pekan lalu sempat melewati US$ 1.200 meski sekarang di kisaran US$ 700.
Semakin banyak komputer yang terlibat dalam penambangan bitcoin, semakin aman sistem ini. Muhammad Salahuddien Manggalanny, ahli dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure or Coordination Center (Id-SIRTII), mengatakan, “Sistem ini berbasis algoritma kriptografi (disandikan).”
Persis seperti emas, bitcoin yang sudah ditambang bisa dipakai seperti mata uang di Internet. Kira-kira cara menggunakannya seperti memakai bank Internet semacam PayPal. Para pembeli tiket Virgin Galactic akan memasukkan jumlah uang yang akan dibayar di layar komputer dan, setelah memasukkan kata kunci, tinggal diklik. Seperti emas, bitcoin itu jumlahnya tetap.
Karena itu, nilainya sangat bergantung pada permintaan dan penawaran. Pemerintah atau bank sentral tidak bisa mengutak-atik dan mempermainkan nilai tukarnya seperti rupiah, misalnya. Dampak positifnya, nilai bitcoin tidak bisa jatuh drastis seperti rupiah pada 1997-1998, misalnya. Tapi, seperti juga emas, bitcoin tidak bisa dikurangi nilainya untuk mendorong ekspor atau membuat jasa satu negara semakin kompetitif.
Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty, selain mencemaskan keamanan mata uang digital ini, memikirkan dasar hukum jika dipakai di Indonesia. “Tapi lebih penting diperlukan payung hukum,” ucapnya. Ini karena belum ada soal mata uang digital dalam sistem perundang-undangan Indonesia. Cina, misalnya, sudah melarang bitcoin digunakan untuk membeli barang fisik. Membeli komputer, misalnya. Tapi masih membolehkan bitcoin digunakan dalam transaksi Internet, seperti di Baidu (Google versi Cina).
Belum ada tanggapan untuk "Apa itu bitcoin?"
Post a Comment
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini. No Sara, No Racism